Monday, July 25, 2016

6 Flying Ace Terbaik saat Perang Dunia I

Enemers, ace (atau sering disebut “Flying Ace”) merupakan gelar yang diberikan kepada pilot pesawat tempur yang berhasil menembak jatuh beberapa pesawat musuh dalam pertempuran udara. Jumlah kemenangan yang dibutuhkan supaya bisa disebut sebagai ace sangatlah beragam, akan tetapi biasanya lima atau lebih. Pada Perang Dunia I, gelar ace pertama kali diberikan kepada Adolphe Pegoud (Perancis) setelah dia menembak jatuh lima pesawat jerman.

Pada tulisan kali ini, enemkabeh menyajikan enam ace dalam perang dunia I yang mampu menembak jatuh pesawat musuh terbanya. Selamat membaca.

1.      Manfred von Richthofen

Negara                 :  Jerman
Air Service          :  Luftstreitkrafte
Kemenangan     :  80

Manfred Albrecht Freiherr von Richthofen (2 Mei 1892 – 21 April 1918) dikenal sebagai Red Baron karena pesawatnya biasa di cat warna merah. Pertama kali masuk militer sebagai kavaleri, kemudian dia dipindahkan ke air service sebagai anggota dari Grup Jasta 2 di tahun 1916. Di tahun ini, Richthofen menggunakan Albatros D.II menembak jatuh musuhnya yang paling terkenal yaitu Mayor Lanoe Hawker, seorang ace dari Inggris.  Secara mencolok, dia mampu menunjukan kemampuannya sebagai pilot dan dalam tahun 1917 sudah menjadi pimpinan dari Grup Jasta 11 dan unit yang lebih besar Jagdgeschwader 1 (dikenal sebagai Flying Ciscus). Pada tahun 1918, Richthofen dianggap sebagai Pahlawan di Jerman dan dihormati oleh kawan maupun lawan.

Richthofen bukanlah seorang pilot akrobatik, akan tetapi ahli taktik yang baik, pemimpin dan penembak yang jitu. Strategi yang biasanya digunakan adalah menukik dari atas untuk menyerang dengan keuntungan sinar matahari dibelakangnya.

Red Baron tertembak dan mati di dekat kota Amiens tanggal 21 April 1918. Saat sedang mengincar pesawat Sopwith Camel (Letnan Wilfrid May), ada pesawat kanada lainnya yang balik mengejar (Letnan Arthur Brown). Pertempuran sengit tak terelakan, Richthofen tertembak peluru yang menembus jantung dan paru-parunya.

2.      Rene Fonck (Perancis)

Negara                 :  Perancis
Air Service          :  Aeronatique Militaire
Kemenangan     :  75

Kolonel Rene Paul Fonck (27 Maret 1894 – 18 Juni 1953) adalah pilot Perancis yang di akhir perang dunia I menjadi top ace dari pihak Sekutu. Dia mendapatkan 75 kemenangan terkonfirmasi (72 solo dan 3 berbagi) dari 142 klaim. Dengan prestasi tersebut, Fonck dijadikan officer dari Legion of Honor dan kemudian Komandan.

Fonck merupakan pilot profesional yang mampu menerapkan prinsip matematis dalam pertempuran udara serta pengetahuan teknis akan kemampuan mesin yang digunakan melebihi rekan-rekannya. Strategi yang biasanya digunakan adalah secara  sabar menguntit sasaran dari ketinggian, kemudian menembak dengan akurasi tinggi dalam jarak dekat. Kemampuan ini memberikan hasil tembakan yang ekonomis (jumlah peluru per korban), seringkali cukup sekali putaran tembakan sudah mencukupi. Nyaris tidak ada tembakan musuh yang mampu mengenainya.

3.      Billy Bishop (Kanada)

Negara                 :  Kanada
Air Service          :  Royal Air Force
Kemenangan     :  72

         William Avery Bishop (8 Februari 1894 – 11 September 1956) merupakan ace dari Kanada dan penerima medali Victoria Cross saat perang dunia I. Secara resmi, dia mendapatkan 72 kemenangan, yang membuatnya sebagai top ace dari Kanada. Selama perang dunia II, Bishop berperan penting dalam pembentukan British Commonwealth Air Training Plan. Pesawat yang digunakan Bishop dikenali dari ujungnya yang berwarna biru, dan dikenal oleh pihak jerman sebagai “Hells Handmaiden”. Bahkan ace dari Jerman, Ernst Udet memanggilnya Ace Inggris yang paling hebat.

Pada awalnya, dia menggunakan strategi sebagai bagian terdepan dari kelompoknya, memimpin rekan-rekannya di wilayah pertempuran. Akan tetapi kemudian Bishop merasa taktik ini beresiko tinggi, dimana dia dengan mudah akan menjadi target tembakan musuh. Pernah dalam sekali patroli, pesawatnya mendapatkan 210 lubang disekujur bagian. Metode yang kemudian digunakan adalah serangan mendadak yang ternyata sangat sukses.

4.      Ernst Udet (Jerman)

Negara                 :  Jerman
Air Service          :  Luftstreitkrafte
Kemenangan     :  62

Ernst Udet (26 April 1896 – 17 November 1941) merupakan salah satu ace termuda dan ace jerman yang selamat sampai perang duni I berakhir. Udet naik sebagai komandan dibawah pimpinan Richthofen, dan kemudian dibawah Hermann Goering. Setelah kekalahan jerman, dia menjadi pilot stunt dan pembuat pesawat ringan. Pada tahun 1933 dia bergabung dengan partai Nazi dan ikut membangun awal luftwaffe. Dia sangat berpengaruh dalam adopsi penggunaan pesawat pem bom tukik, sebagaimana model Stuka Dive Bomber. Akibat stres pekerjaan dan dikambing hitamkan atas kekalahan Jerman dalam Battle of Britain, Udet bunuh diri pada tanggal 17 November 1941.

Udet menggunakan taktik yang agresif dalam bertempur dengan musuhnya dan ini sangatlah berhasil. Dalam satu kesempatan dia bertemu dengan Ace Perancis yaitu Guynemer. Di pertempuran ini keduanya mengerahkan seluruh kemampuannya dalam berakrobat tempur. Sempat Udet mampu mengikuti dan mengunci posisi Guynemer, akan tetapi senapannya macet. Guynemer mengetahui kerusakan yang dialami musuhnya. Bukannya memanfaatkan kesempatan ini, tapi secara kesatria Guynemer melambaikan tangannya dan pergi.

5.      Edward Mannock (Inggris)

Negara                 :  Inggris
Air Service          :  Royal Air Force
Kemenangan     :  61

Edward Corringham Mannock (24 Mei 1887 – 26 Juli 1918), biasa dipanggil Mick, merupakan ace dari Inggris. Mannock berangkat menuju perang dalam 3 tugas yang berbeda. Setelah awal yang buruk saat bergabung dengan Skadron no. 40, dia mulai menunjukan kemampuannya dalam menembak dan mengumpulkan 15 kemenangan. Pada tugas selanjutnya sebagai komandan skadron no. 74, dia mendapatkan 36 kemenangan. Dia juga mulai dikenal sangat membenci musuh-musuh jermannya, dan sangat senang jika melihat musuhnya mati terbakar. Saat tugas ketiga sebagai komandan skadron no. 85, phobia akan kematian sangat mempengaruhi dirinya. Hanya sehari setelah peringatan dari rekannya (George McElroy) akan bahaya terbang rendah melawan tembakan dari darat, dia melakukannya. Pada tanggal 26 Juli 1918, pesawatnya tertembak dan terbakar akibat tembakan dari darat.  

Mannock merupakan salah satu pakar teori akan taktik pertempuran udara, dan terkenal sebagai pemimpin yang agresif di udara.

6.      Raymond Collishaw

Negara                 :  Kanada
Air Service          :  Royal Air Force
Kemenangan     :  60              

Raymond Collishaw adalah pilot kanada yang mampu, pimpinan skadron yang bertugas di Royal Naval Air Services (RNAS) dan kemudian di Royal Air Force (RAF). Collishaw terkenal sebagai pemimpin terbang yang hebat terutama dalam formasinya. Sebagai anggota RAF, dia juga memimpin grup no. 204 (Desert Air Force) di Afrika Utara.

Salah satu kemenangan Collishaw disaksikan oleh ribuan tentara Perancis. Pada saat dia mengantarkan pesawat baru dari markas, 6 buah albatros musuh menukik dari awan dan menyerang. Pilot jerman memiliki dua kelebihan, yaitu jumlah 6 melawan 1 dan ketinggian. Akan tetapi, pada spot yang dekat dengan daratan seperti ini Collishaw merupakan ahlinya. Dia terbang dalam ketinggian puncak pohon, dimana keunggulan jumlah menjadi nihil. 2 Albatros dikirim menabrak pepohonan dan lainnya melarikan diri. Pertempuran itu sangatlah berkesan , dan Perancis memberikan medali Croix de Guere.

Demikian enemers, ke-enam ace pada perang dunia I, ada yang meninggal saat pertempuran dan ada juga yang selamat. Semoga bermanfaat J

Referensi:
1.      https://en.wikipedia.org/wiki/List_of_World_War_I_aces_credited_with_20_or_more_victories
2.      https://en.wikipedia.org/wiki/Manfred_von_Richthofen
3.      https://en.wikipedia.org/wiki/Ren%C3%A9_Fonck
4.      https://en.wikipedia.org/wiki/Billy_Bishop
5.      https://en.wikipedia.org/wiki/Ernst_Udet
6.      https://en.wikipedia.org/wiki/Mick_Mannock
7.      https://en.wikipedia.org/wiki/Raymond_Collishaw

2 comments: