Pada tulisan
kali ini, enemkabeh menyajikan enam ace dalam perang dunia I yang mampu
menembak jatuh pesawat musuh terbanya. Selamat membaca.
1. Manfred von Richthofen
Air Service : Luftstreitkrafte
Kemenangan : 80
Manfred Albrecht Freiherr von
Richthofen (2 Mei 1892 – 21 April 1918) dikenal sebagai Red Baron karena
pesawatnya biasa di cat warna merah. Pertama kali masuk militer sebagai
kavaleri, kemudian dia dipindahkan ke air service sebagai anggota dari Grup
Jasta 2 di tahun 1916. Di tahun ini, Richthofen menggunakan Albatros D.II
menembak jatuh musuhnya yang paling terkenal yaitu Mayor Lanoe Hawker, seorang
ace dari Inggris. Secara mencolok, dia
mampu menunjukan kemampuannya sebagai pilot dan dalam tahun 1917 sudah menjadi
pimpinan dari Grup Jasta 11 dan unit yang lebih besar Jagdgeschwader 1 (dikenal
sebagai Flying Ciscus). Pada tahun 1918, Richthofen dianggap sebagai Pahlawan
di Jerman dan dihormati oleh kawan maupun lawan.
Richthofen bukanlah seorang pilot
akrobatik, akan tetapi ahli taktik yang baik, pemimpin dan penembak yang jitu.
Strategi yang biasanya digunakan adalah menukik dari atas untuk menyerang
dengan keuntungan sinar matahari dibelakangnya.
Red Baron tertembak dan mati di
dekat kota Amiens tanggal 21 April 1918. Saat sedang mengincar pesawat Sopwith
Camel (Letnan Wilfrid May), ada pesawat kanada lainnya yang balik mengejar
(Letnan Arthur Brown). Pertempuran sengit tak terelakan, Richthofen tertembak
peluru yang menembus jantung dan paru-parunya.
2. Rene Fonck (Perancis)
Air Service : Aeronatique Militaire
Kemenangan : 75
Kolonel Rene Paul Fonck (27 Maret
1894 – 18 Juni 1953) adalah pilot Perancis yang di akhir perang dunia I menjadi
top ace dari pihak Sekutu. Dia mendapatkan 75 kemenangan terkonfirmasi (72 solo
dan 3 berbagi) dari 142 klaim. Dengan prestasi tersebut, Fonck dijadikan
officer dari Legion of Honor dan kemudian Komandan.
Fonck merupakan pilot profesional
yang mampu menerapkan prinsip matematis dalam pertempuran udara serta
pengetahuan teknis akan kemampuan mesin yang digunakan melebihi rekan-rekannya.
Strategi yang biasanya digunakan adalah secara
sabar menguntit sasaran dari ketinggian, kemudian menembak dengan
akurasi tinggi dalam jarak dekat. Kemampuan ini memberikan hasil tembakan yang
ekonomis (jumlah peluru per korban), seringkali cukup sekali putaran tembakan
sudah mencukupi. Nyaris tidak ada tembakan musuh yang mampu mengenainya.
3. Billy Bishop (Kanada)
Air Service : Royal Air Force
Kemenangan : 72
William
Avery Bishop (8 Februari 1894 – 11 September 1956) merupakan ace dari Kanada
dan penerima medali Victoria Cross saat perang dunia I. Secara resmi, dia
mendapatkan 72 kemenangan, yang membuatnya sebagai top ace dari Kanada. Selama
perang dunia II, Bishop berperan penting dalam pembentukan British Commonwealth
Air Training Plan. Pesawat yang digunakan Bishop dikenali dari ujungnya yang
berwarna biru, dan dikenal oleh pihak jerman sebagai “Hells Handmaiden”. Bahkan
ace dari Jerman, Ernst Udet memanggilnya Ace Inggris yang paling hebat.
Pada awalnya, dia menggunakan
strategi sebagai bagian terdepan dari kelompoknya, memimpin rekan-rekannya di
wilayah pertempuran. Akan tetapi kemudian Bishop merasa taktik ini beresiko
tinggi, dimana dia dengan mudah akan menjadi target tembakan musuh. Pernah
dalam sekali patroli, pesawatnya mendapatkan 210 lubang disekujur bagian.
Metode yang kemudian digunakan adalah serangan mendadak yang ternyata sangat
sukses.
4. Ernst Udet (Jerman)
Air Service : Luftstreitkrafte
Kemenangan : 62
Ernst Udet (26 April 1896 – 17
November 1941) merupakan salah satu ace termuda dan ace jerman yang selamat
sampai perang duni I berakhir. Udet naik sebagai komandan dibawah pimpinan
Richthofen, dan kemudian dibawah Hermann Goering. Setelah kekalahan jerman, dia
menjadi pilot stunt dan pembuat pesawat ringan. Pada tahun 1933 dia bergabung
dengan partai Nazi dan ikut membangun awal luftwaffe. Dia sangat berpengaruh
dalam adopsi penggunaan pesawat pem bom tukik, sebagaimana model Stuka Dive
Bomber. Akibat stres pekerjaan dan dikambing hitamkan atas kekalahan Jerman
dalam Battle of Britain, Udet bunuh diri pada tanggal 17 November 1941.
Udet menggunakan taktik yang
agresif dalam bertempur dengan musuhnya dan ini sangatlah berhasil. Dalam satu
kesempatan dia bertemu dengan Ace Perancis yaitu Guynemer. Di pertempuran ini
keduanya mengerahkan seluruh kemampuannya dalam berakrobat tempur. Sempat Udet
mampu mengikuti dan mengunci posisi Guynemer, akan tetapi senapannya macet.
Guynemer mengetahui kerusakan yang dialami musuhnya. Bukannya memanfaatkan
kesempatan ini, tapi secara kesatria Guynemer melambaikan tangannya dan pergi.
5. Edward Mannock (Inggris)
Air Service : Royal Air Force
Kemenangan : 61
Edward Corringham Mannock (24 Mei
1887 – 26 Juli 1918), biasa dipanggil Mick, merupakan ace dari Inggris. Mannock
berangkat menuju perang dalam 3 tugas yang berbeda. Setelah awal yang buruk
saat bergabung dengan Skadron no. 40, dia mulai menunjukan kemampuannya dalam
menembak dan mengumpulkan 15 kemenangan. Pada tugas selanjutnya sebagai komandan
skadron no. 74, dia mendapatkan 36 kemenangan. Dia juga mulai dikenal sangat
membenci musuh-musuh jermannya, dan sangat senang jika melihat musuhnya mati
terbakar. Saat tugas ketiga sebagai komandan skadron no. 85, phobia akan kematian
sangat mempengaruhi dirinya. Hanya sehari setelah peringatan dari rekannya
(George McElroy) akan bahaya terbang rendah melawan tembakan dari darat, dia
melakukannya. Pada tanggal 26 Juli 1918, pesawatnya tertembak dan terbakar
akibat tembakan dari darat.
Mannock merupakan salah satu
pakar teori akan taktik pertempuran udara, dan terkenal sebagai pemimpin yang
agresif di udara.
6. Raymond Collishaw
Air Service : Royal Air Force
Kemenangan : 60
Raymond Collishaw adalah pilot
kanada yang mampu, pimpinan skadron yang bertugas di Royal Naval Air Services
(RNAS) dan kemudian di Royal Air Force (RAF). Collishaw terkenal sebagai
pemimpin terbang yang hebat terutama dalam formasinya. Sebagai anggota RAF, dia
juga memimpin grup no. 204 (Desert Air Force) di Afrika Utara.
Salah satu kemenangan Collishaw
disaksikan oleh ribuan tentara Perancis. Pada saat dia mengantarkan pesawat
baru dari markas, 6 buah albatros musuh menukik dari awan dan menyerang. Pilot
jerman memiliki dua kelebihan, yaitu jumlah 6 melawan 1 dan ketinggian. Akan
tetapi, pada spot yang dekat dengan daratan seperti ini Collishaw merupakan
ahlinya. Dia terbang dalam ketinggian puncak pohon, dimana keunggulan jumlah
menjadi nihil. 2 Albatros dikirim menabrak pepohonan dan lainnya melarikan
diri. Pertempuran itu sangatlah berkesan , dan Perancis memberikan medali Croix
de Guere.
Demikian enemers,
ke-enam ace pada perang dunia I, ada yang meninggal saat pertempuran dan ada
juga yang selamat. Semoga bermanfaat J
Referensi:
1. https://en.wikipedia.org/wiki/List_of_World_War_I_aces_credited_with_20_or_more_victories2. https://en.wikipedia.org/wiki/Manfred_von_Richthofen
3. https://en.wikipedia.org/wiki/Ren%C3%A9_Fonck
4. https://en.wikipedia.org/wiki/Billy_Bishop
5. https://en.wikipedia.org/wiki/Ernst_Udet
6. https://en.wikipedia.org/wiki/Mick_Mannock
7. https://en.wikipedia.org/wiki/Raymond_Collishaw