Enemers tentu tidak asing lagi dengan gorengan. Yaa…camilan yang satu ini memang sangat menggoyang lidah, nikmat disantap langsung maupun untuk lauk. Jenisnya pun beragam, tergantung bahan yang dicelupkan ke tepung, apakah tempe, tahu, pisang, singkong, sayuran atau lainnya. Akan tetapi, tahu kah enemers jika gorengan juga dikenal di negara lain? Tentunya dengan isian dan cara penyajian yang berbeda. Nah, pada kesempatan kali ini, enemkabeh akan menulis tentang enam gorengan khas di tiap negara. Selamat membaca.
1. Samosa (Asia Tengah)
Samosa adalah makanan yang digoreng dengan kulit tepung dan berisikan bahan berbumbu, seperti kentang, bawang, kacang-kacangan, makaroni, mie dan daging yang sudah dibumbui. Ukurannya sangat bervariasi, akan tetapi biasanya memiliki bentuk segitiga atau tetrahedral.
Sambosa berasal dari bahasa persia “Sanbosag”, dan diyakini berasal dari asia tengah yang kemudian menyebar ke berbagai wilayah, diantaranya india, arab, turki dan lainnya.
2. Twigim (Korea)
Hidangan goreng tepung khas Korea ini hampir sama dengan furai dari Jepang, yaitu deep fry-food. Aneka isian digoreng dengan adonan renyah dan tipis. Tepung yang digunakan biasanya tepung bumbu siap pakai Korea yang sangat praktis (twigim gahroo). Bahan isian yang biasa digunakan adalah udang (saewoo twigim), telur (gyeran twigim), sayuran (yachae twigim), cumi-cumi (ojingeo twigim), singkong (goguma twigim) dan bahan lainnya.
3. Tempura (Jepang)
Tempura atau tenpura adalah makanan Jepang berupa makanan laut atau sayur-sayuran yang dicelup ke dalam adonan berupa tepung terigu dan kuning telur yang diencerkan dengan air bersuhu dingin lalu digoreng dengan minyak goreng yang banyak hingga berwarna kuning muda.
Tempura juga berarti cara menggoreng yang berbeda dengan furai (istilah bahasa Jepang untuk deep fry). Bahan makanan yang digoreng secara tempura dicelup ke dalam adonan tempura, sedangkan bahan makanan yang digoreng secara deep fry dibungkus secara berurutan dengan tepung terigu, kocokan telur, dan tepung panir.
Tempura bukan makanan asli Jepang, akan tetapi diperkenalkan oleh Misionaris Portugis, dan berasal dari kata “ad tempora cuaresma”.
4. Chapulines (Meksiko)
Chapulines merupakan nama belalang dari genus Sphenarium. Nah, sudah terbayang kan enemers, jika gorengan ini berbahan utama belalang. Belalang ini hanya dapat dikumpulkan pada waktu tertentu saja dalam setahunnya. Makanan ini sangat umum di konsumsi di berbagai wilayah meksiko. Salah satu wilayah yang banyak mengkonsumsi chapulines adalah Oaxaca, dimana gorengan ini dijual sebagai snack.
5. Mandazi (Swahili)
Mandazi adalah gorengan yang terbuat dari tepung, terigu, gula, dan air. Gorengan ini merupakan makanan yang mudah dijumpai pada orang-orang swahili yang menempati wilayah African Great Lakes. Mandazi sangat populer disana karena dapat disantap langsung sebagai snack maupun dikombinasi dengan aneka makanan lain. Bentuknya bisa segitiga (seperti samosa) atau oval, dengan rasa yang sedikit manis.
6. Croquette (Eropa)
Croquette merupakan gorengan yang bentuknya silinder berkulit tepung dengan isian antara lain kentang lumat, daging sapi atau ayam, serta daging ikan, sayuran ataupun keju. Di bagian luarnya dibalut telur dan tepung roti. Nama croquette berasal dari bahasa perancis “croquer (to crunch)”.
Croquette sangat terkenal di eropa dan akhirnya menyebar ke seluruh dunia pada masa imperialisme dan dikenal dengan berbagai nama. Misal: kroket (Indonesia), korokke (jepang), aloo tikki (india), croqueta (filipina), coxinha (brazil) dan lainnya.
Sebenarnya, masih banyak jenis gorengan lainnya, enemers dapat menelusuri lebih lanjut. Demikian sobat enemkabeh, semoga bermanfaat.
Referensi:
1. http://food.detik.com/read/2013/05/28/164801/2258227/297/2/empuk-gurih-salapao-dan-ebi-furai-gorengan-khas-asia (diakses 21 November 2015)
2. https://en.wikipedia.org/wiki/Mandazi (diakses 21 November 2015)
3. https://en.wikipedia.org/wiki/Chapulines (diakses 21 November 2015)
4. https://en.wikipedia.org/wiki/Croquette (diakses 21 November 2015)
5. https://en.wikipedia.org/wiki/Samosa (diakses 21 November 2015)
No comments:
Post a Comment